Buletin Edisi 5
HIMATEP FIP UNM - Fenomena caleg di Indonesia kian tak menentu arah dan tujuannya. Bagaimana tidak, banyak calon saat ini menjadi stres alias galau pasca pemilu, kenapa ?? Karena tidak berhasil mendapatkan kursi di DPR. Mengapa mereka galau hanya karena tidak berhasil menjadi anggota DPR ? Pertanyaan ini sangat bagus untuk kita ulas pada postingan buletin kali ini.
1. Gagal Terkenal
Banyak caleg saat ini yang mendaftarkan dirinya sebagai caon legislatif hanya karena ingin terkenal. Di zaman modern ini siapa yang tidak mau terkenal di masyarakat ? Dari hasrat ingin terkenal inilah para caleg yang tidak lolos pasca pemilu menjadi stres/galau karena tujuannya nyaleg hanya ingin terkenal atau bisa dikatakan ingin terkenal atau bisa dikatakan sebelas-dua belas dengan artis. Inilah tujuan para caleg yang keliru, maka perlu kita luruskan kembali bahwa tujuan caleg jika sudah terpilih ialah menjadi wakil rakyat atau penyampai aspirasi rakyat ke pemerintah, bukan untuk pamer diri seperti para caleg pahami saat ini.
2. Habis Modal
Hampir semua caleg saat ini menggunakan money politic sebagai senjata palinng ampuh untuk menang di pemilu. Alhasil, pemilu 9 April 2014 kemarin membuat banyak caleg jatuh stres/galau karena tidak lolos menjadi anggota DPR periode 2014 - 2019. Persaingan caleg saat ini begitu ketat dan sangat sulit untuk menang/lolos karena selain menggunakan taktik - taktik tertentu, para caleg juga harus bersaing keuangan. Sehingga muncul persepsi bahwa siapa yang punya banyak uang maka ialah yang menjadi penguasa suara masyarakat. Sehingga caleg yang tidak lolos menjadi stres memikirkan uangnya yang telah dihambur - dihamburkan jelang pemilu.
Bagi para pengusaha yang punya banyak modal mungkin pertarungan caleg tahun ini tidak begitu membuat goyah keungannya, namun bagaimana dengan pengusaha kecil ?? Ya, tentu saja tinggal gigit jari dan menangis jika ingin menangis memikirkan nasibnya ke depan.
Dua hal di atas harusnya menjadi perhatian serius untuk kita kaji bersama sebagai kaum intelektual muda (Mahasiswa). Jika dipikir secara rasional, seorang caleg yang tujuannya hanya ingin terkenal, otomatis ketika ia sudah terpilih maka pasti akan menjadi artis atau hanya menebar pesona kesana kemari. Ia tidak akan memperdulikan lagi janji - janji manisnya saat ia masih berkampanye. Karena tujuannya dari awal memang sudah menyeleweng.
Kemudian, seorang caleg yang saat menjelang pemilu sampai H - 1 membagikan - bagikan uang yang banyak agar ia terpilih, maka ketika ia sudah terpiih otomatis yang kepalanya adalah KEMBALI MODAL. Ini lebih parah lagi, karena bisa jadi ketika seorang cale yang mengeluarkan uang banyak menjadi anggota DPR ia akan menjadi Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lahan bisnis. Sehingga hakikat seorang anggota Dewan itu tidak pada tempatnya atau tidak pada tanah yang sepatutnya, sewajarnya, seharusnya, dll.
Ketika seudah mengetahui hal - hal negatif yang akan terjad ketika para caleg memiliki niat yang bengkok atau tidak pada yang semestinya saat mencalonkan diri menjadi calon legilslatif, maka kita sebagai masyarakat hendaknya mencegah hal - hal seperti ini. Karena jika hal negatif tadi terjadi, bukan siapa - siapa lagi yang rugi, kita semualah (masyarakat) yang rugi. Mengapa ? Jawabannya simpel. Salah satu contoh, ketika ada dana aspirasi rakyat, banyak anggota Dewan yang menyelewengkan dana tersebut. Jadi, inilah yang perlu kita kaji dan pikirkan bersama !!!!
0 komentar:
Posting Komentar