HIMATEP FIP UNM - Sejak dimulainya pada tahun
ajaran 2006 – 2007, ujian nasional hingga kini masih menyisakan banyak luka dan
dusta. Luka bagi para korbannya dan dusta bagi para pelakunya.
Ujian nasional oleh pemerintah
dianggapnya mengalami perubahan secara signifikan dan membawa perubahan positif
bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Hal ini menjadi pertimbangan
pemerintah untuk terus menyelenggarakan ujian nasional sebab dilihat dari
hasilnya, UN saat ini telah mencapai hasil maksimal.
Secara kasat mata memang
demikian, namun tidak bsa dipungkiri bahwa keberhasilan ujian nasional hingga
saat ini menyimpan sejuta kebohongan yang telah mencederai pendidikan
Indonesia. Hal ini harusnya menjadi pukulan keras bagi pemerintah Indonesia,
menjadi bahan instropeksi diri, dan harusnya menjadi bahan renungan bagi
pemerintah Indonesia. Namun bisa kita saksikan, apakah pemerintah terlihat
sedih dengan beberapa kasus yang terjadi dalam penyelenggaraan ujian nasional ?
Tidak. Pemerintah malah tersenyum bahagia, mengapa ? Karena pemerintah hanya
terfokus pada hasil kelulusan siswa bukan pada nasib siswa. Maka tujuan
pemerintah melaksanakan ujian nasional ini perlu dipertanyakan, sebab dari
banyaknya korban yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena tidak lulus UN
sampai yang nekat bunuh diri serta kecurangan – kecurangan yang terjadi pada
saat Ujian Nasional seharusnya menjadi alasan kuat untuk menghentikan
pelaksanaan Ujian Nasional. Namun sampai sekarang UN tetap dijalankan.
Melihat fenomena – fenomena ganjil
yang terjadi seputar pelaksanaan Ujian Nasional ini membuat beberapa orang dari
pemerhati pendidikan mengeluarkan statement
bahwa Ujian Nasional telah menjadi lahan bisnis pemerintah. Sebab untuk
menyelenggarakannya membutuhkan dana yang sangat besar. Maka dari itu
pemerintah bersikeras untuk tetap melaksanakan ujian nasional meskipun banyak
yang menolaknya. Dan salah satu bukti kegilaan pemerintah yang bersikeras
melaksanakan ujian nasional yang bersikeras melaksanakan ujian nasional dengan
tujuan yang tidak jelas adalah penolakan Mahkamah Agung terhadap kasasi ujian
nasional yang diajukan oleh pemerintah tetap tidak bisa menghentikan langkahnya
(pemerintah) untuk terus menjalankan misinya. Maka bukan hal yang mustahil lagi
ketika banyak rakyat Indonesia yang
sering melanggar hukum, sebab pemerintah saja yang sudah jelas – jelas mengerti
akan hukum berani melanggarnya. So, bagaimanakah nasib bangsa ini kedepan
ketika pemerintahnya sudah seperti ini ? jawabannya ada pada generasi pelanjut
bangsa ini. Sebab yang akan melanjutkan pemerintahan di masa yang akan datang
adalah para generasi muda yang ada saat ini. Dari hal inilah harusnya
pemerintah belajar untuk menanamkan karakter dan kualitas terbaik kepada
generasi mudanya, bukan malah menghancurkannya.
Setuju atau tidak, ujian nasional
harus dihentikan, sebab ujian nasional tidak akan pernah mengembangkan
pendidikan Indonesia, bahkan malah memperburuk pendidikan Indonesia.
Berikut ini telah dirangkum
fenomena – fenomena ujian nasional yang harusnya menjadi perhatian pemerintah
dalam keputusannya untuk terus melaksanakan UN.
1. Kecurangan
1. Kecurangan
Ujian nasional yang katanya
menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan Indonesia hingga kini masih sangat
meragukan. Pasalnya pencapaian UN yang menurut pemerintah mengalami peningkata
dari tahun ke tahun ternyata tidak terlepas dari kecurangan – kecurangan yang
sengaja dilakukan oleh eberapa pihak, utamanya pihak sekolah. Masih sangat
banyak sekolah di seluruh Indonesia yang melakukan kecurangan pada saat ujian
nasional. Sebab jika tidak demikian, akan banyak siswa yang terancam tidak
lulus pada saat UN dengan standar nilai yang telah ditentukan. Maka pihak
sekolah pun berjuang mati matian untuk membantu para siswanya agar kiranya bisa
lulus ujian nasional. Langkah ini pun diambil dengan beberapa alasan. Yang pertama,
merasa kasihan kepada siswanya jika nantinya ada yang tidak lulus akibat dari
soal yang begitu sulit, banyak dan dengan waktu yang sedikit serta soal yang
merata di seluruh Indonesia. Dalam artian bahwa kualitas pendidik/guru di
seluruh Indonesia semua sama, padahal tidak. Yang kedua, pihak sekolah (guru)
takut mendapatkan sanksi ketika tingkat kelulusan di sekolahnya tidak mencapai
target. Dan inilah yang menjadi pemicu utama pihak sekolah berbuat curang
(membantu atau memberikan contekan kepada siswanya) alasannya adalah ingin
menghindari sanksi dan juga gengsi dengan sekolah lain ketika banyak yang tidak
lulus di sekolahnya. Jika sudah seperti ini siapa yang harus dipersalahkan ?
jawabannya simpel, guru berbuat curang dalam UN karena dipaksa oleh sistem.
Dengan fenomena ini, ujian
nasional bukanlah sebuah solusi untuk peningkatan kualitas pendidikan tetapi UN
malah menjadi penyebab turunnya kualitas pendidikan Indonesia.
2. UN Tidak Rasional & Relevan
2. UN Tidak Rasional & Relevan
Guru yang seharusnya menjadi penentu
kelulusan sisanya menjadi tak berdaya dengan adanya UN ini. Sebab proses
interaksi antara guru dan siswa telah terjalin selama 3 tahun, maka secara
otomatis sang guru lebih tahu akan siswanya dibanding yang lainnya. Namun realta
yang terjadi, sisa dinilai dan ditentukan lulus tidaknya oleh pemerintah dalam
kurun waktu 3 hari. Apakah rasional ? tentu saja tidak. Maka UN dinyatakan
sangat tidak rasional dan tidak relevan.
3. Siswa Jadi Malas
3. Siswa Jadi Malas
Bantuan yang diberikan guru/pihak
sekolah dalam Ujian Nasional rupanya menambah dampak buruk pendidikan
Indonesia. Mengapa demikian ? kita bisa lihat realita saat ini. Banyak siswa
saat ini menjadi malas belajar, lebih banyak bersantai daripada belajar akibat dari
paradigma yang sepertinya telah tumbuh subur di dalam kepalanya bahwa ujian
nasional bukanlah hatu yang harus ditakuti. Karena toh ujung – ujungnya dibantu
juga oleh guru. Jadi pintar tidak pintar, rajin atau malas semuanya pasti akan
lulus.
4. Kenangan Pahit 2007
4. Kenangan Pahit 2007
Jika kita kembali ke beberapa
tahun silam tepatnya pada tahun 2007, di mana dunia pendidikan Indonesia
derasnya di hujani air mata perih dari para siswa yang dihakimi oleh Ujian
Nasional 2007 menjadi sejarah akan kesadisan ujian nasional yang telah
diterapkan oleh pemerintah. Ujian nasional pada saat ini telah menelan begitu
banyak korban mulai dari siswa yang harus menguburkan mimpinya lanjut ke
perguruan tinggi hingga siswa yang harus dikuburkan jasadnya karena bunuh diri.
Pendidikan Indonesia begitu kelam pada saat itu, namun pemerintah seakan tak
memiliki hati nurani sehingga mencari – cari alasan serta mencari cara – cara baru
dalam penerapan UN agar UN tetap berjalan.
5. Korupsi
5. Korupsi
Tidak bisa dipungkiri bahwa ujian
nasional merupakan salah satu proyek terbesar di Indonesia. Sehingga ketika
banyak yang inign menghentikannya, maka tidak sedikit pula yang akan
mempertahankannya. Mengapa ? karena orang – orang yang bermain di dalamnya
mulai dari yang paling atas hingga yang paling bawah akan memperoleh banyak
kentungan dari proyek ini (Korupsi). Maka tidak mustahil memang ketika ujian
nasional tetap di jalankan hingga saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar